Padang, - Aksi pemalakan kembali terjadi di objek wisata Pantai Purus Kota Padang. Seorang pengunjung terlibat pertengkaran dan berujung baku pukul dengan seorang pemalak yang mengaku sebagai tukang parkir.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Pantai Purus depan toilet umum, Sabtu (23/10/2021). Waktu itu, si pemalak yang mengaku petugas tidak mengenakan identitas diri dan rompi saat memungut uang dari pengunjung.
Korban pemalakan, Joni, 35 tahun, menceritakan, awalnya dia sedang bermain pasir bersama anaknya. Tiba-tiba datang seorang pria yang mengaku petugas parkir dan meminta uang parkir.
“Saya jawab, nanti sebentar lagi saya bayar, saya kan baru datang, saya lagi main sama anak, ” ujar Joni.
Namun pria tersebut tidak terima, sambil berkata-kata kasar memaksa minta bayaran uang parkir dan menggancam akan mengusir Joni jika tidak mau membayarnya.
“Bayar parkir atau barangkek ang dari siko. Aden ka setoran, lah jam bara hari ko, ” tutur Joni mengulangi kata-kata kasar oknum pemalak itu.
Mendengar kata-kata yang tidak pantas dari pria tersebut Joni mendekatinya dan menanyakan identitas sebagai petugas parkir. Namun yang terjadi si pria malah naik pitam.
“Sia ang panggakkan disiko ndak takuik den do, lah kalua masuak pinjaro den, ndak katakuik den do, ” ujar Joni meniru kata kasar di pemalak.
Mendengar diancam, Joni balik mengatakan akan melaporkan perbuatannya pada dinas terkait dan penanggung jawab parkir area Pantai Purus Padang.
Pada saat itulah terjadi si pemalak memukul dan terjadi perkelahian antara keduanya. Beruntung sejumlah pengunjung segera datang menengahi dan melerai.
Baca juga:
Tony Rosyid: Semarang Banjir, Kemana Anies?
|
Seorang petugas parkir yang enggan disebutkan namanya mengatakan pria si pemalak memang sering berada di kawasan Pantai Padang dan meminta uang pada penggunjung.
“Dia itu warga Purus 3, sering tawuran juga, bikin resah di sini, ” kata dia.
Sementara itu, salah satu saksi mata, Armen, 55 tahun, mengaku sangat terganggu dengan keberadaan tukang palak di Pantai Padang. Sebab, tidak hanya mengalami hal yang sama, ia juga sering melihat pengunjung dipalak oleh preman di kawasan pantai.
“Ini sangat merusak citra objek wisata pantai, orang-orang seperti ini harus diberi efek jera, jangan hanya ditangkap, dibina, gak akan mempan, bahkan setelah ke luar dari penjara mereka makin sombong, ” jelasnya.
Dia berharap hal ini menjadi perhatian serius Pemko Padang dan instansi yang bertanggung jawab terhadap parkir.
“Kita ingin bersantai dengan keluarga di pantai tanpa gangguan pemalak, ” ulasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengunjung, Rina yang berada di lokasi kejadian saat itu. Pemalak itu, kata dia, langsung memperlihatkan sikap kasar pada pengunjung ketika minta bayaran parkir.
“Saya melihat yang ngaku petugas parkir mendorong Abang itu duluan dan berkata kasar, ” ujarnya.
Ia mengaku kejadian serupa pernah dialaminya, bahkan lebih dari sekali. Modus oknum pemalak beragam, ada yang memaksa pengunjung membeli minuman yang ditawarkan dengan cara memaksa dan harga yang tidak wajar.
Ada yang mengaku sebagai petugas parkir, padahal saat parkir juga sudah diminta sewa parkir oleh petugas resminya. Namun saat sedang duduk santai, datang lagi yang mengaku petugas karena tidak ingin ribut ia langsung membayarnya.
“Saya sudah lebih dari tiga kali mengalaminya, kadang kita bawa keluarga dari luar kota, mau dilawan gak enak juga terpaksa dibayar saja, ” katanya.
Pernah juga dia mengalami kejadian yang sama, didatangi pemalak dan dia menolak untuk membayarnya, akhirnya oknum tersebut datang dengan membawa sejumlah preman.
Dia berharap ada petugas jaga yang aktif mengontrol agar para pengunjung aman dan nyaman untuk datang ke pantai Padang.
“Kalau seperti ini terus dari tahun ke tahun kapan pariwisata di Padang akan maju, harga makanan juga gak bersahabat, pelayanan gak bagus-bagus amat, ditambah lagi tukang palak, ” ulasnya. (*)