Arak Bako, Tradisi Mengantarkan Mempelai Pria Ke Rumah 

    Arak Bako, Tradisi Mengantarkan Mempelai Pria Ke Rumah 

    Padang, -

    Ratusan Bundo Kanduang atau ibu-ibu dari pihak pengantin pria dan wanita mengiringi kedua mempelai, Selvia Chalista dan Al Amin menuju resepsi pernikahan di Gedung Pertemuan Kebudayaan Sumetara Barat, Minggu (7/8/2021) Sore.

    Tabuhan gendang dan talempong (alat musik pukul khas Minang) bertalu-talu membuat proses arakan ini bertambah meriah. Sebelum memasuki gedung tempat resepsi diadakan, para datuak dan sutan (tetua adat) masing-masing pengantin saling berbalas pantun sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah.

    tetua adat dari pihak wanita, proses ini bernama Arak Bako. Tradisi tersebut dalam pesta pernikahan di Sumatra Barat hingga kini masih dipertahankan.

    "Arak-arakan pengantin ini bisa melibatkan banyak orang. Semakin banyak peserta arakan pertanda semakin tinggi status sosial pengantin, " jelasnya.

    Arak-arakan biasanya dimulai dari rumah orang tua pengantin pria yang disebut 'bako'. Sang pengantin pria atau 'marapulai' diarak ke tempat pengantin wanita atau 'anak daro'. Pihak 'bako' menunjukkan kepada keluarga anak daro keadaan sebenarnya dari 'marapulai' yang akan menjadi suaminya.

    Menjelaskan, meskipun mereka jauh di rantau orang, tetapi tetap ingat dan menjunjung tinggi adat istiadat Minangkabau. Hakikat dari acara ini, pada peristiwa penting semacam pernikahan, pihak keluarga ayah ingin memperlihatkan kasih sayang kepada anak gadisnya dan harus ikut memikul beban sesuai dengan kemampuan mereka.(*)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Hari ini, Kongres IKA Unand Lakukan Pemilihan...

    Artikel Berikutnya

    LAZNAS Rumah Yatim Bagikan Puluhan Sembako...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan

    Ikuti Kami